Remaja VS Pergaulan Bebas
REMAJA VS PERGAULAN BEBAS
Endang Makui
(Mahasiswa Prodi PG-PAUD UNIMUDA Sorong)
Zaman milenial sekarang ini, kata seks bebas bukanlah hal yang tabu bagi remaja. Bahkan anak-anak di bawah umur pun sudah mengenal apa itu arti dari kata seks bebas. Sebagian remaja banyak menyepelekan arti seks bebas itu dan banyak yang meremehkan hal tersebut. Bahkan kejadian yang tidak diinginkan pun terjadi, sehingga tingkat aborsi ilegal meningkat. Maka dari itu kebanyakan remaja yang melakukan seks bebas bahkan tidak memikirkan dampak buruk bagi dirinya, keluaga, lingkungan, maupun orang lain.
Remaja merupakan penerus bangsa yang harus dibimbing demi untuk kemajuan negara ini. Tetapi banyak remaja yang labil atau di bawah umur sudah memiliki hasrat negatif karena mempunyai rasa penasaran yang tinggi. Adapun istilah pada zaman milenial saat ini dua lawan jenis yang mempunyai hubungan lebih dari teman yaitu pacaran. Istilah inilah yang membuat kebanyakan remaja ingin melakukan hal-hal negatif yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Di Indonesia menurut Kemenkes tahun 2012 sumber dari Tribun News, remaja mulai berpacaran sekitar umur 15-19 tahun. Banyak orang tua yang kurang memberikan arahan yang baik atau kurang tegas kepada anaknya, sehingga anaknya kurang pemahaman dan akhirnya anak tersebut salah pergaulan yang berdampak buruk kepada anak. Agar tidak terjadi hal tersebut anak-anak itu sejak dini dididik oleh orang tuanya, supaya mereka tau dan paham apa yang seharusnya tidak mereka lakukan di masa yang akan datang. Sebaiknya mereka diarahkan untuk bergaul dengan orang-orang yang baik.
Dampak buruk yang lain akibat seks bebas yang dapat menimbulkan penyakit menular seksual yaitu HIV/AIDS, kematian ibu muda, dan masih banyak lagi. Adapun faktor-faktor yang mengakibatkan remaja terjerumus ke dalam perilaku seks bebas adalah kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Untuk itu orangtua berperan penting untuk masa depan anaknya. Sebagai anak pun harus pintar memilih pergaulan, agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.
Perilaku seks bebas itu sendiri menimbulkan dampak mental, psikis, dan kesehatan reproduksi pada remaja. Pada perkembangan teknologi yang begitu pesat, semua hal dapat dijangkau dengan begitu mudahnya. Sehingga banyak remaja maupun pemuda menonton film adegan dewasa atau video porno. Faktor itu juga menjadi salah satu dampak buruk bagi para remaja. Mereka melakukan hal tersebut semata-mata untuk memenuhi hawa nafsu semata.
Pergaulan bebas di Indonesia sering terjadi di kota-kota besar. Bahkan anak-anak di bawah umur pun tidak ada rasa malu melakukan hal tersebut, dan lebih parahnya lagi mereka membuat video untuk di bagikan di media massa ataupun di media sosial. Tidak dapat di pungkiri gaya hidup remaja saat ini juga di pengaruhi oleh gaya hidup di negara luar contohnya seperti hura-hura, hal tersebut pun dapat memicu perilaku seks bebas.
Begitu banyak dampak negative kepada remaja saat ini yang menimbulkan hamil di luar nikah yang berujung pada tindakan aborsi. Pernah tercatat bahwa sedikitnya ada 700 ribu sumber dari Tribun News remaja Indonesia yang melakukan aborsi di setiap tahunnya. Hal ini pun bisa saja mengakibatkan cacat permanen bahkan berujung kematian. Dengan begitu banyaknya peningkatan seks bebas di Negara Indonesia sebagai orang tua harus tegas dalam mendidik, tegas bukan berarti dalam hal melibatkan fisik. Karena hal tersebut bisa saja menjadi faktor anak tersebut mengalami depresi yang berakibatkan dampak negative kepada anak itu ke depannya.
Dari sekian banyak kejadian dan faktor yang mengakibatkan perilaku seks bebas, maka dari itu remaja wajib memilih pergaulan yang baik dan benar. Karena hal tersebut yang akan berdampak kepada dirinya di masa depannya. Orang tua pun sejak usia dini harus menanamkan dasar agama yang kuat kepada anaknya agar terus mengingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga konsep hidup yang benar agar mereka dapat menyadari tanggung jawab dan tugas mereka sebagai remaja yang baik, dari akhlak maupun perilaku.
Sebagai remaja yang cerdas harus bisa memilah antara yang baik maupun yang buruk. Remaja juga harus bijak menggunakan media sosial, jangan menyalahgunakan media sosial sebagai sarana untuk mencari hal-hal yang tertuju kepada yang negatif. Mulailah untuk meninggalkan sesuatu yang buruk di dalam hidup agar kedepannya menjadi remaja yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Kalo tidak sekarang kapan lagi, kalo bukan kalian siapa lagi. Mulailah untuk merubah kebiasaan-kebiasaan yang buruk dan mulailah melakukan hal-hal yang baik.