Karantina Tumbuhan di Indonesia dalam Masa Perdagangan Bebas Khususnya Dukungan Universitas terhadap Karantina Pertanian
Karantina Tumbuhan di Indonesia dalam Masa Perdagangan Bebas Khususnya Dukungan Universitas terhadap Karantina Pertanian
Oleh:
Aldila Mawanti Athirah (Dosen Prodi Agribisnis FST UNIMUDA Sorong)
Kita sedang memasuki era VUCA dimana dunia saat ini sangat mudah mengalami keadaan yang penuh gejolak (Volatility), tidak pasti (Uncertainty), rumit (Complexity), dan serba kabur (Ambiguity). Itu semua menumbuhkan tantangan dan juga kesempatan, sehingga membutuhkan penyesuaian dan adaptasi kualitas SDM. Adapun solusinya sebagai berikut orientasi ke depan, pemikiran yang adaptif, komitmen menjadi lebih baik k depan, fleksibilitas, kolaborasi, penyelesaian masalah secara kompleks, komunikasi, data analisis, akuntabilitas, inovasi, teknologisentrik. Salah satu contohnya adalah saat ini kita berada dalam kondisi free trade/perdagangan bebas. Dimana produk-produk pertanian akan bebas keluar masuk ke suatu negara sehingga peran badan karantina pertanian sangat penting dalam ketahanan pangan. Mencegah masuknya dan tersebarnya penyakit tanaman dari luar negeri, dan dari suatu area ke area lain di dilam negeri atau keluarnya dari dlm wilayah negara RI.
Sebagai pengantar Penyebaran pathogen dan hama antar maupun di dalam negera menjadi masalah (kerusakan dan kerugian) yang sangat besar pada pertanaman di satu negara. Penyebaran terjadi dengan bantuan agen alami seperti angin dan serangga vector atau dapat pula berlangsung dengan bantuan manusia yaitu terbawa dalam atau pada bahan dan produk tanaman yang diperdagangkan. Di era teknologi maju ini, manusia menjadi agen penyebar: memiliki mobilitas tinggi, mampu melewati barrier alam, mampu mengatur lingkungan dalam kendaraan agar tetap nyaman, dan bermaksud dan sengaja menularkan.
Agar supaya tanaman dapat terlindungi dari jasad perusak (pathogen dan hama) “pendatang” itu, perlu dilakukan upaya eksklusi yaitu cara pertama pada prinsip pengendalian penyakit tanaman, dimana eksklusi sendiri adalah mencegah masuknya patogen ke suatu wilayah atau pertanaman”.
Dalam menghadapi era ini, sangat diperlukan kontribusi dari berbagai sector salah satunya sektor Pendidikan, khususnya universitas adalah tulang punggung untuk memberikan edukasi, literasi kepada mahasiswa/generasi muda dalam mendukung karantina pertanian yaitu (1) mampu mengenal dan mengidentifikasi permasalahan OPT pada setiap komoditi yang masuk ke wilayah Republik Indonesia, (2) mampu mengenal dan mengidentifikasi jenis-jenis agen hayati yang akan digunakan dalam pengendalian hayati di wilayah Republik Indonesia, (3) mampu melakukan diagnosis dan analisis terhadap bahan-bahan yang masuk ke wilayah Republik Indonesia, (4) mampu bekerjasama dengan instansi terkait dan membuat perencanaan pelaksanaan tugas di lapangan maupun di laboratorium. Serta kerjasama-kerjasama berupa penelitian atau riset, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memajukan inovasi, magang atau praktik kerja.
Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong sebagai salah satu Universitas terbaik di Papua Barat berkomitmen mencetak mahasiswa berkualitas dan berdaya saing global dan sangat mensupport badan karantina dalam hal literasi kepada generasi muda, mendukung regulasi dan peran karantina melalui kerjasama yang sudah terjalin dan yang akan terjalin, sekarang dan ke depan, tentunya secara berkelanjutan.