Peran Penanda Genetik pada Ternak
Peran Penanda Genetik pada Ternak
Oleh:
Yusup Sopian, M.Sc. (Dosen Prodi Peternakan UNIMUDA Sorong)
Selama dekade terakhir, genetika molekuler telah menemukan penemuan gen individu atau kandidat gen dengan efek besar pada sifat ekonomi. Strategi kandidat gen telah digunakan untuk mencari quantitative traits locus (QTL). Dengan kata lain, variasi genetik mempengaruhi jalur fisiologis dan fenotip ternak. Selain itu, proporsi variasi genetik dan fenotipik cenderung mempengaruhi strategi breeding untuk perbaikan sifat penting dan diingikan di masa depan. Setiap individu memiliki genotip yang berbeda-beda. Detekksi variasi genetik antar individu dapat diketahui dengan ada tidaknya singel nucleotide polymorfism (SNP).
Ratusan kandidat gen telah ditemukan mempengaruhi sifat-sifat penting pada industri peternakan. Kandidat gen memiliki efek pada jalur fisiologis, metabolisme dan ekspresi fenotipe. Kandidat gen untuk sifat pertumbuhan, growth hormone (GH), growth hormone receptor (GHR), insulin like growth factor I (IGF-I), melanocortin 4 receptor (MC4R), leptin (LEP), caprine pituitary specific transcription factor-1 (POU1F1), caprine myostatin (MSTN) dan bone morphogenetic protein (BMP). Gen-gen tersebut adalah gen yang mempengaruhi pembentukan tulang, bobot lahir, bobot sapih, kondisi tubuh dan otot pertumbuhan.
Kandidat gen untuk reproduksi meliputi forkhead box L 2 (FOXL2), melatonin receptor 1A (MTNR1A), sex determination region of Y chromosome (SRY) dan amelogenin (AMEL). Gen-gen tersebut mempengaruhi penentuan jenis kelamin dan proliferasi. Kandidat gen utama untuk produksi susu dan komposisi susu adalah gen kasein dan family. Keratin associated protein (KAP) dan melanocortin 1 receptor (MC1R) adalah kandidat gen untuk sifat wol dan pewarnaan bulu dan rambut. Major histocompatibility complex (MHC) adalah gen yang dianggap penting untuk sistem ketahanan terhadap penyakit dan sifat kekebalan tubuh.
Fungsi setiap gen berbeda terhadap sifat yang diinginkan. Beberapa gen memiliki efek sinergis atau antagonis untuk ekspresi ciri-ciri fenotipik. Di sisi lain, beberapa gen bisa mengendalikan lebih dari satu sifat (polygene). Kandidat gen yang telah ditemukan dan berpengaruh secara signifikan terhadap sifat-sifat yang diinginkan akan dijadikan marker genetik untuk tujuan seleksi, sehingga laju perbaikan genetik lebih cepat.
Penanda (marker) genetik yang terkait dengan sifat-sifat yang diinginkan dapat dicari dengan menerapkan teknik biologi molekuler. Teknik ini dapat mengidentifikasi variasi genetik pada lokus tertentu dan menganalisis hubungan antara variasi genetik pada QTL dan sifat produksi. Aplikasi genetika molekuler untuk perbaikan genetik bergantung pada kemampuan genotip individu untuk lokus tertentu. Utilitas informasi kandidat gen dalam program breeding memiliki potensi secara substansial meningkatkan akurasi seleksi dan meningkatkan perbedaan antar individu.