Menerima Perbedaan Antar Sesama Manusia
Septia Nurul Wathani
(Dosen Prodi PG-PAUD UNIMUDA Sorong)
Manusia merupakan makhuk yang tercipta dan hidup di bumi sejak 6 juta tahun yang lalu,melalui garis keturunan kera afrika kecil merupakan animalia yang meliputi manusia modern.Manusia pun berevolusi dan berkembang mengikuti keadaan yang berlangsung serta setiap manusia mempunyai gen dan keunikan tersendiri yang diwarisi oleh manusia sebelumnya.Kondisi tersebut membuat setiap manusia mempunyai perbedaan mulai dari aspek biologis hingga psikis,kita bisa melihat adanya perbedaan fisik dari warna kulit,bentuk tubuh,pola rambut,dan keunikan lainnya. Itu semua merupakan proses genetic yang berevolusi yang melalui proses yang sangat lama dengan berkembangnya kemampuan manusia dalam bertahan hidup seperti berburu,bercocok tanam,membaca,menulis,hingga berdagang dan mempunyai konsep untuk mengatur sekelompok manusia untuk hidup dalam aturan.
Sampailah saat dimana manusia mempunyai konsep untuk membuat dan menjalankan aturan yang telah disepakati bersama untuk memajukan kehidupan satu sama lain dengan adanya pemerintahan,dinasti,maupun kerajaan.Pada masa ini manusia yang mempunyai kekuatan akan menjadi pemimpin dalam suatu perkumpulan adapun manusia lainnya hanya menjadi rakyat biasa bahkan menjadi budak hingga era manusia modern berlangsung.Salah satu contoh yang adalah Perbudakan di Amerika Serikat pada abad 18 dan 19,merupakan suatu tatanan yang dimiliki oleh sejarah manusia di dunia hingga akhirnya menjadi peristiwa yang hingga saat ini manusia akan ingat.Perbudakan di amerika membawa sebuah stereotype kepada manusia modern yang hidup pada jaman sekarang, Kebanyakan orang yang menjadi budak berkulit hitam dan dimiliki orang yang berkulit putih, meskipun beberapa penduduk asli dan orang berkulit hitam juga memiliki budak. Terdapat pula budak berkulit putih, namun jumlahnya sedikit. Mayoritas pemilik budak berada di Amerika Serikat Wilayah Selatan, di mana kebanyakan dijadikan "mesin" untuk pertanian.Salah satu gambaran yang paling jelas bisa kita saksikan dalam film biografi “12 Years Slaves” yang di produseri oleh Steve Mcqueen yang merupakan adaptasi dari kisah nyata karangan Solomon Northup,film berdurasi 133 menit tersebut berlatar belakang tentang perbudakan berdasarkan perbedaan warna kulit, yang didukung oleh politisasi agama, dimana agama ikut mengkapanyekan bahwa warga kulit hitam dianggap sebagai kaum yang ditakdirkan oleh Tuhan untuk menjadi budak bagi kaum kulit putih.
Alhasil pada jaman sekarang manusia modern cenderung membedakan dirinya dengan manusia lain dan cenderung menindas dan bahkan memperalat manusia lain dengan perlakuan yang kurang menyenangkan.Salah satu masalah terbesar manusia adalah ketika manusia merasa dirinya paling benar,dia merasa bisa melakukan segalanya kepada manusia yang dia anggap salah.Jika manusia merasa lebih mulia,ia akan bertindak semau mereka kepada menusia yang ia anggap tidak mulia.
Pada tanggal 25 Mei 2020, petugas kepolisian Minneapolis menangkap George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun. Penangkapan dilakukan setelah seorang karyawan menelepon 911 dan menuduh Floyd membeli rokok dengan uang kertas $20 palsu. Tujuh belas menit setelah mobil patroli pertama tiba di tempat kejadian, Floyd tidak sadarkan diri dan dijepit oleh tiga petugas polisi. Ia tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Video The New York Times menunjukkan para petugas mengambil serangkaian tindakan yang melanggar kebijakan Departemen Kepolisian Minneapolis dan berakibat fatal, membuat Floyd tidak dapat bernapas, bahkan ketika ia dan para saksi meminta bantuan. Diwartakan The Guardian, kematian Floyd kemudian memicu demonstrasi di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Australia. Mereka menuntut keadilan terhadap pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal dalam penahanan. Orang-orang dari kota di seluruh dunia berbaris dalam solidaritas dengan demonstran di AS. Para politikus dan tokoh masyarakat bersatu untuk mengutuk pembunuhan George Floyd. Pada hari Minggu, ribuan orang berdemonstrasi di pusat kota London, meneriakkan: “No Justice! Tidak ada kedamaian!" di Trafalgar Square sebelum berbaris ke kedutaan AS, di mana mereka menghadapi barisan polisi.Hal ini merupakan salah satu peristiwa yang membuka mata manusia tentang menghargai,melidungi, dan hidup dalam perbedaan karena perbedaan itu niscaya.
Lantas bagaimana agar di masa depan manusia bisa meminimalisir peristiwa-peristiwa tersebut ? Apakah peristiwa-peristiwa tersebut benar-benar membuka mata seluruh manusia yang saat ini hidup di muka bumi ? Berikut ini merupakan langkah yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
1. Berhenti
Berhenti untuk membedakan,melukai,mendiskriminasi,dan membuat stereotype kepada individu maupun kelompok manusia yang hidup di lingkungan kita.Hal ini langkah yang efektif untuk menciptakan keharmonisan antar manusia Selain itu berhenti juga meminimalisir agar tidak ada lagi peristiwa yang membuat sejarah manusia dipenuhi oleh rasa dan cerita permusuhan.
2. Memulai
Memulai untuk mengedukasi diri sendiri dan manusia lain tentang sejarah dari mana manusia berasal,mulai untuk menerima perbedan yang tentunya niscaya,mulai untuk menghargai dan mengasihi sesama manusia,dan mulai untuk memanusiakan manusia.